Kiai Sahal: Pilih Orang yang Bersih

Rois Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KHMA Sahal Mahfudh merasa prihatin dan menyesalkan sikap dan perilaku sejumlah pengurus NU yang tidak konsisten menjaga Khittah 1926.

''Keterpurukan dan carut-marut NU terjadi karena pengurusnya tidak mampu memegang amanat para kiai dan syahwat politiknya terlalu besar. Seolah-olah mereka memperjuangkan aspirasi dan kepentingan NU, padahal sesungguhnya mereka memperjuangkan kepentingan politiknya sendiri,'' tegasnya, Kamis (10/7) seperti dikutip harian Suara Merdeka.

Ia mengatakan hal itu kepada wartawan di Pati, menanggapi persiapan pelaksanaan Konferensi Wilayah (Konferwil) Ke-13 Nahdlatul Ulama Jateng. Pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Margoyoso, Pati itu menyarankan Pengurus Cabang untuk memilih figur rois Syuriyah dan ketua Tanfidziyah yang bersih dari tarik menarik kepentingan politik dan konsisten menjaga amanat para kiai terutama Khittah 1926.

''Menyeret-nyeret jam'iyyah ini kepada politik praktis seperti pilkada Jawa Tengah lalu itu artinya tidak istikomah,'' tegasnya. Orang-orang seperti itu, menurut dia, tidak pantas menjadi pemimpin Jam'iyyah Nahdlatul Ulama.

Dia juga menyayangkan sikap sejumlah figur Pengurus Wilayah NU Jateng yang menjadi tim sukses dalam pilkada.

''Mereka ke sana-kemari terang-terangan menggunakan struktur jam'iyyah untuk kepentingan politik. Mereka itulah yang sesungguhnya jelas merusak NU. Faktanya jagonya kalah dalam pilkada,'' tegasnya.

Secara tegas ia minta cabang-cabang untuk tidak memilih orang-orang yang jelas telah merusak NU dalam Pilkada Jateng belum lama ini. Menurutnya, ke depan selain dibutuhkan orang-orang yang bersih dari tarik menarik politik, NU harus punya jaringan (networking) yang kuat baik dengan kalangan pengusaha, birokrasi pemerintahan maupun swasta, pengalaman dan selalu tawadhuk kepada kiai.

Kiai kharismatik itu mengimbau pihak-pihak di luar NU untuk menghormati proses demokrasi yang berjalan di kalangan para kiai. ''Jangan sampai konferwil dikotori oleh perilaku dan sikap-sikap yang tidak berakhlakul karimah.''

Konferwil akan berlangsung 11-13 Juli 2008 di Pondok Pesantren Al-Hikmah-2, Benda, Sirampog, Brebes. Menurut informasi Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi yang dijadwalkan akan membuka acara itu berhalangan hadir. PBNU akan diwakili Ketua PBNU Prof Dr H Said Aqil Siradj dan KH Ahmad Bagdja.

Sejumlah nama yang muncul sebagai calon ketua tanfidziyah yaitu Drs H Ali Mufiz MPA (sekarang wakil ketua PWNU dan Gubernur Jateng), Prof Dr H Abdul Djamil MA (sekarang a'wan Syuriyah PWNU dan Rektor IAIN Walisongo), Drs H Achmad (mantan wagub dan mantan ketua PWNU Jateng), Prof Dr H Mudjahirin Thohir MA (sekarang wakil ketua PWNU Jateng), Dr H Noor Achmad MA (sekarang aĆ­wan Syuriyah PWNU dan Rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang) serta Dr H Abu Hapsin MA.

Di kalangan cabang-cabang juga beredar kabar meski Ketua PWNU Jateng Drs H Moh Adnan MA sudah menyatakan tidak akan maju, belakangan menyatakan akan maju sebagai ketua lagi.
sumber : NU online

0 komentar:

Posting Komentar

Original Design by : x-template.blogspot.com.

Modified by :...